Madu Sorgawi

Sabtu, 22 Desember 20120 komentar

“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” (1 Yohanes 4:19) Kita diciptakan dalam gambar Allah untuk melakukan dua hal dalam dunia ini: Belajar mengasihi Allah dan belajar mengasihi sesama. Hidup sebenarnya semata-mata tentang kasih. Tapi kasih selalu dimulai dari Allah.. Ia mengasihi kita terlebih dahulu, dan itu membuat kita mampu mengasihi orang lain (1 Yohanes 4:19). Satu-satunya alasan Anda dapat mengasihi Allah atau orang lain adalah karena Allah telah terlebih dahulu mengasihi Anda. Dan Ia menunjukkan kasih itu dengan mengirimkan Yesus Kristus ke dalam dunia ini untuk mati bagi Anda. Ia menunjukkan kasih itu dengan menciptakan Anda. Ia menunjukkan kasih itu melalui segala sesuatu yang Anda miliki dalam hidup; semuanya adalah pemberian kasih Allah. Untuk mengasihi orang lain dan menjadi orang yang penuh kasih, pertama-tama kita perlu memahami dan maerasakan betapa besarnya kasih Allah bagi kita. Tidak cukup hanya berbicara tentang kasih, membaca tentang kasih, atau membahas kasih, kita perlu mengalami kasih Allah. Kita perlu sampai pada satu titik ketika kita, pada akhirnya, sepenuhnya mengerti betapa Allah mengasihi kita secara sempurna dan tak bersyarat. Perlu benar-benar tertanam dalam hati kita kebenaran bahwa kita tidak dapat membuat Allah berhenti mengasihi kita. Setelah kita merasa mantap dalam kasih Allah yang tak bersyarat, kita dapat mulai menerima orang lain. Kita tidak akan mudah marah seperti sebelumnya. Pada masa Natal ini, pikirkanlah hal-hal berikut: • Siapa yang memerlukan lebih banyak kesabaran dari Anda? • Siapa yang memerlukan lebih banyak waktu dari Anda? • Siapa yang memerlukan pengampunan Anda? • Siapa yang memerlukan belas kasihan dan kebaikan Anda?
Apa yang akan Anda lakukan selama masa Natal yang penuh kasih ini? Sudahkah Anda Yakin Dengan Keselamatan Anda? Setiap orang tentunya akan menyelesaikan garis akhir hidupnya di dunia. Garis akhir hidup setiap orang bisa dalam bentuk kedatangan Kristus yang kedua kali maupun dalam bentuk kematian. Kedua momentum ini tidak seorang pun tahu pasti kapan waktu terjadinya. Dan tidak seorang pun dapat luput dari kenyataan tsb. Tetapi satu pertanyaan sangat mendasar yang perlu kita renungkan adalah : “Apakah saudara sudah yakin dengan keselamatan saudara sendiri ?” Sehingga pada saatnya tiba, saudara dapat bertemu muka dengan Tuhan Yesus di sorga (Flp 1 :23). Dalam Rat 3 : 40 kita diingatkan untuk menyelidiki dan memeriksa kembali hidup kita, dan berpaling kepada Kristus. Mengapa ? Karena hari-hari ini banyak orang Kristen yang merasa dirinya sudah selamat padahal belum diselamatkan, merasa dirinya sudah pulih padahal belum sepenuhnya dipulihkan, merasa dirinya sudah menjadi manusia rohani padahal masih hidup dalam kedagingan, merasa dirinya sudah menjadi orang Kristen yang diurapi padahal ia tidak hidup di dalam Roh, dipimpin oleh Roh dan berjalan bersama Roh Kudus, merasa dirinya sudah menjadi orang Kristen yang baik padahal belum menjadi orang Kristen seperti yang Tuhan kehendaki. Mari kita telaah kembali beberapa hal dibawah ini untuk mengetahui sejauhmana keyakinan kita akan keselamatan : 1. Apakah saudara sudah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (1 Yoh 5 : 13; 4:15-16; 5:1-5) 2. Apakah kita sudah sungguh-sungguh menghormati Kristus sebagai Tuhan dalam hidup keseharian kita? Kalau kita menghormati Dia, maka seharusnya Dial ah yang menjadi prioritas terutama dan terpenting dalam hidup kita. Dia adalah segala-galanya dalam hidup kita. Dia yang kita sembah, kita agungkan dan dimuliakan dalam hidup kita. Untuk bisa menghormati Kristus dengan benar, kita harus mengenal Dia dengan benar dan berjalan dalam ketaatan yang seutuhnya. Firman Tuhan berkata : “Dan inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintahNya. Barangsiapa berkata : Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Dia “ (1 Yoh 2:3-5, 3:2-4, 5:2, Yoh 5:9-14, 14:21-24). 3. Apakah kita sudah sungguh-sungguh mengasihi Bapa, Anak dan Roh Kudus ? Kalau kita masih mengasihi dunia lebih daripada kasih kita kepada Bapa, Anak dan Roh Kudus, maka kasih akan Bapa tidak ada dalam diri kita. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Kalau kita mengasihi Bapa dan Anak, maka selain kita harus berjalan dalam ketaatan dan kesetiaan, bertindak hati-hati dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, kita juga akan selalu menjaga kekudusan. Dan kalau kita mengasihi Roh Kudus, kita akan selalu menjaga hati kita, pikiran kita, ucapan kita, cara hidup kita, ibadah kita, pelayanan kita untuk tidak melecehkan Roh Kudus apalagi mendukakan Roh Kudus. 4. Apakah kita sudah bertekun melakukan kebenaran dan tidak berbuat dosa. Sebab firman Tuhan berkata :”Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang yang berbuat kebenaran, lahir daripada-Nya (1 Yoh 2:29). Dan “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah (1 Yoh 3:9) “Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis (1 Yoh 3:8). 5. Apakah kita sudah bersungguh-sungguh mengasihi sesama kita ? Firman Tuhan berkata : ”Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita….Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah (1 Yoh 3:14, 19; bd 2:9-11, 3:23, 4:8, 11-12,16,20). Setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya (1 Yoh 3:10). 6. Apakah Roh Kudus sudah berdiam di dalam kita dan kita di dalam Dia? Firman Tuhan dalam 1 Yoh 3:24 berkata : “Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.” Selanjutnya dalam 1 Yoh 4:12-13 dikatakan : “ Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.” Dalam 1 Yoh 4 :19-21 firman Tuhan berkata : 19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 20 Jikalau seorang berkata : “Aku mengasihi Allah” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 21 Dan perintah ini kita terima dari Dia : Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. 7. Apakah kita sudah bersungguh-sungguuh mengikuti teladan Yesus dan hidup seperti Dia, “Barangsiapa mengatakan, bahwa Ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yoh 2:6). Dalam 1 Ptr 2: 21-23 firman Tuhan berkata : 21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu, dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 8. Apakah kita sudah memberi diri sepenuhnya untuk dipulihkan ? Karena yang layak diangkat dan berkenan kepada Tuhan pada saat Kristus datang kembali menjemput kita di awan-awan, hanya orang-orang yang sudah dipulihkan roh-jiwa dan tubuhnya, sehingga tidak bercacat dan tidak bercela di hadapan Tuhan. Karena itu kita harus memberi diri kita untuk dipulihkan dan dibaharui terus menerus oleh Roh Kudus. Dalam 1 Yoh 5 : 6 dikatakan, bahwa kita dipulihkan bukan hanya dengan air (baptisan air), tetapi dengan air (baptisan air), darah (Darah Tuhan Yesus) dan Roh Kudus. 9. Apakah kita sudah melakukan kehendak Bapa dan sedang menyelesaikan pekerjaan yang Bapa percayakan kepada kita ? Dalam Yoh 14:12 dikatakan: 12 Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa. 10. Apakah kita masih merasa sulit menjadi orang Kristen yang benar dan merasa berat melakukan perintah-perintah Tuhan ? Kalau kita berpikir, bahwa yang penting kita berbuat baik dan sudah jadi orang Kristen dan cukuplah menjadi orang Kristen seadanya, yang penting selamat masuk sorga. Firman Tuhan mengingatkan kita, bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita, melainkan karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit 3:5). Tuhan menghendaki supaya kita mempergunakan sisa waktu yang ada untuk benar-benar menyempurnakan hidup kita di dalam Kristus (Kol 1:28). Tuhan mau supaya kita tidak menjadi orang Kristen yang sekedarnya (yang hanya menjalankan hidup kekristenannya sebatas kewajiban agama), tapi hendaklah berusaha selama hidup kita ini menjadi orang Kristen yang bukan cuma layak, tetapi juga harus berkenan kepada Tuhan dan sempurna (Rm 12:2). Apakah saudara merasa berat melakukannya ? 1 Yoh 5 : 3 mengingatkan : “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat. Bagaimana dengan saudara ? Amen

http://rhltobing.blogspot.com/2012/12/khotbah-natal-desember-2012.html
Share this article :

Posting Komentar

Loading...
Get this widget

Blogger news

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. GEREJA EBENHAEZER TARUS BARAT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger